Apalagi daerah-daerah yang tak terkena efek letusan pada 2010, saat ini alami badai debu yang cukup hebat. Mengakibatkan, warga panik Serta berusaha mengungsi ke Ibu Kota Kabupaten Karo di Kabanjahe, yang terbilang cukup safe.
Redy Tarigan warga Desa Perbesi, Kecamatan Tiga Binanga, menyampaikan, warga yang tertidur pulas segera berhamburan keluar tempat tinggal demikian tahu Gunung Sinabung kembali meletus. Warga panik, di karenakan letusan saat ini, tidak cuma menyebabkan gempa, namun juga abu vulkanik yang menyesakkan nafas.
“Sudah tidur tadi kami, namun ada gempa. Seluruh segera tengok ke gunung. Di karenakan memanglah sekian hari ini ada kabar bila gunung akan meletus. Habis gempa tadi segera banyak debu. Maka dari itu seluruh segera lari. Ini kita tengah di jalur akan ke Kabanjahe. Numpang-numpanglah sama yang mempunyai mobil, ” kata Redy pada Okezone, Minggu (15/9/2013).
Hal seirama disebutkan Bisman Sinuraya, warga Jalur Darat, Kota Berastagi. Ia menuturkan situasi Kota Berastagi jadi amat riuh pasca-letusan. Banyak warga dari lebih kurang kaki gunung, melalui rumahnya untuk menuju Kota Kabanjahe. Di Berastagi sendiri, keadaan hujan abu tak separah pada 2010. Tetapi hujan abu cukup mengganggu pernafasan mereka.
“Enggak separah tempo hari memanglah. Hanya sesaklah. Banyak kali tadi yang telah melalui sini. Bila kami belum mengungsi. Belum ada pemberitahuan dari petugas desa. Namun kita telah siap-siap,” jelasnya.
Sampai sekarang ini belum ada info berkenaan luas lokasi yang terkena efek letusan. Demikian juga dengan korban jiwa yang jatuh disebabkan letusan tersebut. Petugas pos pengamatan Gunung Sinabung belum bisa berikan data yang jelas berkenaan kegiatan gunung tersebut.
Tetapi lokasi kaki Gunung di lebih kurang Kecamatan Naman Teran Serta Payung jadi tempat yang sangat kronis terkena efek muntahan debu vulkanik Serta efek letusan. #okezone.